Ini adalah Ilukisan "Sang Perawan dan Sang Anak" karya pelukis Italia, Ugolino di Nerio (1315-1320), yang tersimpan di Musée du Louvre, Paris.
Jadi menarik perhatian, karena di kerudung Bunda Maria
terdapat kaligrafi Arab, yang bila dibaca dengan teliti berbunyi
"LaaillahaIllallah", tiada Tuhan selain Allah, kalimat syahadat
pertama dalam agama Islam.
Maka baiklah kita bahas sedikit tentang pengaruh seni rupa Islamik (baca: Arab) kepada seni rupa Eropa (baca: Kristen) selama rentang waktu yang panjang, mulai abad ke-7 sampai abad ke-19. Dari Abad Pertengahan sampai Abad Renaisans.
Fenomena ini sebenarnya tidak terlalu aneh di Eropa saat
itu, karena pada periode Renaisans khususnya, memang ada kegairahan besar untuk
menyerap aneka macam produk kebudayaan non Eropa ke dalam kebudayaan mereka
sendiri. Termasuk kebudayaan Arab.
Beberapa seniman Eropa rupanya mengidentikkan kaligrafi Arab dengan atmosfer Tanah Suci Kristen saat itu (Palestina), sehingga mereka mengimitasinya juga ke dalam lukisan tentang tokoh-tokoh Injil, antara lain Bunda Maria, tanpa terlalu memusingkan maknanya.
Kecenderungan ini ditandai sebagai pseudo-kufic', 'kufesque'
atau 'pseudo-Arabic' dalam sejarah kebudayaan Eropa, khususnya dalam seni rupa.
Pseudo artinya 'semu', Kufic merujuk kepada kaligrafi-kaligrafi tertua dari
Arab.

Komentar