Langsung ke konten utama

Filosofi Nihilism, Cara Pandangan Hidup Tanpa Makna

Pernah ga sih ngerasa hidup ini kok kayak siklus yang berulang? atau hidup yang gitu-gitu aja tanpa ada makna sedikitpun? Senin bahagia, selasa sedih, rabu bahagia lagi tetapi esoknya sedih kembali, lalu apa sih sebenarnya makna hidup ini? 

Gimana sih cara nemuin tujuan hidup ini, tapi apa sebenarnya makna hidup itu benar-benar perlu untuk ditemukan? Mari kita bahas mengenai pandangan yang menganggap bahwa tujuan hidup mungkin untuk dicapai tanpa adanya makna dan nilai-nilai dalam hidup ini, Filosofi Nihilism.

Apa Itu Filosofi Nihilism?

Nihilism atau nihilisme adalah suatu pandangan hidup/keyakinan yang meyakini bahwa semua nilai-nilai (value) itu tidak berarti. Singkatnya filosofi ini adalah suatu pandangan bahwa sejatinya tidak ada makna/nilai-nilai dalam hidup ini yang berlaku bagi semua manusia, jadi seakan-akan hidup manusia tidak berarti dan tidak memiliki makna.

Source picture: Google

Tokoh yang terkenal membawa nihilisme ini adalah Friedrich Nietzsche. Selain Nietzsche, ada seorang filsuf abad ke-20 bernama Hannah Arendt mengatakan bahwa kita sebaiknya tidak menganggap nihilisme sebagai pikiran yang berbahaya, tetapi sebagai resiko yang selalu ada dalam tindakan berpikir.

Nihilism juga dipaparkan pemikirannya oleh tokoh filsuf asal Prancis yang bernama Albert Camus, menurut ia ketidakbermaknaan yang tersembunyi dalam hidup menyatakan bahwa keberadaan manusia itu absurd. Karena ia menganggap kehidupan itu pada dasarnya tidak memiliki makna dan tujuan tertentu.

Teori pengetahuan juga sering kali memandang nihilisme sebagai penolakan bahwa pengetahuan itu ada. Tidak ada dasaran, pondasi, atau standar bagi pengetahuan untuk dikatakan benar, karena sejatinya itu semua subjektif.

Jenis-Jenis Penganut Nihilism

Tetapi ketika nihilism menjelaskan bahwa di dunia ini tidak ada lagi yang bermakna/memiliki nilai, bukan berarti kalau kita menganut filosofi ini kita jadi gak peduli apa-apa sama sekali ya, ada dua jenis nihilist yang harus perseners ketahui.

Menurut Nietzsche, ada dua jenis nihilist, aktif dan pasif. Yang disarankan bagi orang-orang yaitu jenis nihilist yang aktif karena terdapat banyak nilai-nilai positif di dalamnya.

Terus apasih bedanya nihilist aktif dan nihilist pasif?

Nihilist aktif sebenarnya mirip dengan pasif, mereka sama-sama menolak nilai-nilai yang ada. Namun nihilist aktif, setelah menolak bahwa nilai-nilai tersebut ada, misalnya “Kebebasan itu gaada yang mutlak, terdapat kebebasan orang lain yang berbenturan dengan kebebasan kita”. Nihilist aktif menemukan kebebasan dan kedamaian dalam ketidakadaan. Nihilist aktif menghancurkan nilai yang ada untuk menciptakan tujuan baru. Mereka tidak takut terhadap kenyataan apapun bahwa mereka tidak percaya akan apapun dan makna apapun. Dengan demikian, mereka bebas sesuka hati mereka untuk memutuskan hal-hal dalam hidupnya.

Sedangkan nihilist pasif, mereka termakan dengan kenyataan bahwa tidak ada yang bisa dipercaya dan bahwa hidup sejatinya tidak berarti, kondisi mental dan fisik mereka akan menurun. Seperti “Hidup gua ko gini-gini aja ya kayak gaada arti dan tujuannya”, nihilist pasif akan memilih untuk memilih percaya pada beberapa nilai-nilai hanya karena mereka takut akan diri mereka ketika tidak memiliki pegangan dalam hidup.
 

Nihilism Menentang Agama/Kepercayaan?

Kalau dari Friedrich Nietzsche mengatakan dengan esktrem bahwa “Tuhan sudah mati”, namun beliau dengan begitu tidak membenci semua agama dan kepercayaan yang ada di dunia ini, lagipula kalaupun dipikir secara logika, dunia ini kemungkinan besar memang akan lebih hancur jika tidak terdapat agama dan kepercayaan didalamnya.


Mengapa begitu? Sedikit melenceng dari pembahasan mengenai nihilism, pada dasarnya konsep keagamaan dan kepercayaan menjamin keamanan bagi setiap penganutnya atau mungkin bahkan yang bukan dari penganutnya juga terjamin keamanannya, agama dan kepercayaan telah memberikan tata tertib bagi dunia, walaupun sebenarnya kita sendiri tidak dapat memastikan surga dan neraka itu nyata atau tidak keberadaannya, namun ketakutan manusia pada sesuatu yang tidak pasti itulah yang membuat dunia lebih damai dan teratur.

Bayangkan saja jika tidak ada agama di dunia ini, manusia akan saling mencuri, saling menyakiti, dan tidak peduli sesama mereka karena tidak adanya “pahala dan dosa” yang berlaku diantara mereka, serta akan banyak orang yang mengakhiri hidupnya secara tragis karena mereka tidak mempunyai “pegangan” atas hidupnya ketika mereka kehilangan semua materi yang mereka miliki, setidaknya agama menjamin ketika seseorang berbuat baik mereka akan mendapat balasannya dan begitupun sebaliknya, sehingga terciptanya kedamaian di dunia

Jadi, tidak ada guna nya bagi nihilism untuk menentang agama/kepercayaan, karena bahkan tujuan agama dan nihilism sebenarnya hampir sama, sama-sama menciptakan tujuan hidup bagi manusia melalui pemahaman-pemahaman nya tetapi melalui cara mereka masing-masing.

Menemukan Tujuan Hidup Dari Nihilism

Dari seluruh penjelasan dan teori mengenai nihilism memang menjelaskan bahwa hakikatnya hidup ini tidak memiliki makna dan tujuan yang jelas, dengan kata lain mengartikan bahwa kalau kamu merasa “Hidup saya kok gini-gini aja” lalu kenapa nggak mencoba buat menikmati setiap part dalam hidupmu? Just enjoy your life, karena pada hakikatnya hidup bagaikan siklus mendorong batu besar keatas bukit, akan ada saatnya yang sangat berat ketika kita sedang mendorong batu itu keatas, tetapi akan ada saatnya pula kita menikmati ringan nya mendorong batu tersebut ketika menuruni bukit.


Terdapat perkataan dari seorang tokoh yang juga menganut pemahaman nihilism ini yaitu Albert Camus yang mungkin dapat memotivasi perseners semua agar dapat menjalani prinsip nihilism tanpa mengurangi motivasi untuk mencapai tujuan hidup kita masing-masing.

“Kalau kita tidak percaya pada apapun, dan semua hal dalam hidup kita tidak bermakna, juga kita tidak terikat pada pada batas-batas tertentu yang mungkin menghambat kita untuk mencapai tujuan kita, harusnya semua hal awalnya kita pikir tidak mungkin untuk dilakukan menjadi sangat mungkin untuk dilakukan.

Dan tidak ada alasan untuk diri kita untuk tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya berarti besar untuk diri kita sendiri. Karena ketika semua di dalam hidup ini tidak ada makna nya, kita sendirilah yang dapat menemukan dan membuat arti dan makna dalam hidup kita.”

Ketika seseorang sudah menerima dan berdamai bahwa kita semua hanyalah manusia yang sangat kecil jika dibandingkan dengan alam semesta yang begitu luas dan rumit, kita akan bebas dan sesuka hati untuk menentukan apa tujuan hidup kita, karena dalam prinsip filosofi ini hidup kita tidak memiliki tujuan, jadi? Kenapa nggak menentukan tujuan hidup kita sendiri? Dengan begitu kita akan lebih termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut karena diri kita sendiri yang menetapkan tujuannya dan tanpa adanya batasan-batasan yang akan menghambatnya. 


Bagi kalian semua yang ingin mengembangkan diri kalian, serta mengenal jati diri kalian lebih dalam, mentoring dan berbagai layanan dari Satu Persen dapat membantu kita semua untuk menemukan jati diri kita, agar kita lebih dengan mudah dapat menemukan atau bahkan menciptakan tujuan hidup kita sendiri.

Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini, semoga kita semua dapat lebih bersemangat dalam menjalani hidup dan mawas diri seiring bertambahnya pemahaman-pemahaman kita akan ilmu pengetahuan.

#HidupSeutuhnya #SatuPersenBlogCompetition

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencarian Kebahagiaan Yang Sempurna Melalui Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

Apakah manusia dapat menggapai kebahagaiaan yang sempurna di dunia ini? Pertanyaan yang mungkin cukup simpel, tetapi memiliki jawaban dan makna yang sungguh luas. Sedari dulu nenek moyang manusia selalu dan terus menerus mencari kebahagiaan yang sempurna dari seorang manusia itu sendiri, mulai dari awalnya manusia hanya bisa makan dari hasil buruannya, hingga dapat bertani dan dapat sejahtera tanpa harus berhadapan dengan hewan liar lagi, hingga merembet sejalan dengan berkembangnya era industri yang menghadirkan banyaknya bangunan-bangunan dengan asap mengepul diatasnya. Jika dipikir berdasarkan logika untuk mencapai kebahagiaan yang sempurna maka semua kebutuhan manusia harus terpenuhi. Berdasarkan teori kebutuan manusia yang dicetuskan oleh Abraham Maslow terbit pertama kali dalam buku penelitian berjudul "A Theory of Human Motivation" (1943) dan buku "Motivation and Personality". Menurut Hasil riset Abramaham Maslow dalam Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hier...

Pseudo Kufic (Pseudo Arabic)

Ini adalah Ilukisan "Sang Perawan dan Sang Anak" karya pelukis Italia, Ugolino di Nerio (1315-1320), yang tersimpan di Musée du Louvre, Paris. Jadi menarik perhatian, karena di kerudung Bunda Maria terdapat kaligrafi Arab, yang bila dibaca dengan teliti berbunyi "LaaillahaIllallah", tiada Tuhan selain Allah, kalimat syahadat pertama dalam agama Islam.   Maka baiklah kita bahas sedikit tentang pengaruh seni rupa Islamik (baca: Arab) kepada seni rupa Eropa (baca: Kristen) selama rentang waktu yang panjang, mulai abad ke-7 sampai abad ke-19. Dari Abad Pertengahan sampai Abad Renaisans. Fenomena ini sebenarnya tidak terlalu aneh di Eropa saat itu, karena pada periode Renaisans khususnya, memang ada kegairahan besar untuk menyerap aneka macam produk kebudayaan non Eropa ke dalam kebudayaan mereka sendiri. Termasuk kebudayaan Arab.   Beberapa seniman Eropa rupanya mengidentikkan kaligrafi Arab dengan atmosfer Tanah Suci Kristen saat itu (Palestina), sehingga mer...