Langsung ke konten utama

Penjelasan Psikologis Mengenai Film Horror & Efeknya Setelah Menonton


Okey, akhir-akhir ini ada yang menarik perhatian gua di internet, yaitu sebuah film bergenre horror/supernatural yang berjudul "The Medium”, yang gua denger-denger sih katanya banyak dari para penonton film ini merasakan gejala yang dirasakan oleh pemeran utama dalam film tersebut, seperti mual, pusing dan lain sebagainya, dan jujur gua pun sangat amat tertarik untuk nyari tau “Apa sih penjelasan psikologis dibalik film horror ini?".

So, welcome to the article with horror theme...


Jadi mari kita mulai dulu dengan membedah apa itu film horror?

Definisi film Horror itu sendiri adalah genre film yang menyuguhkan hal-hal yang menakutkan, menegangkan, dan mengerikan. Konsep film horor pada dasarnya adalah meneror penonton melalui berbagai adegan dan atau tokoh yang menakutkan.

Mari kita satukan persepsi dan pendapat terlebih dahulu sebelum lanjut, jadi film horror adalah film yang bertujuan memacu adrenalin dalam tubuh, sehingga tercipta hal-hal yang menakutkan, menegangkan, dan mengerikan yang terproyeksi dalam otak kita.


Dalam riset dan survei yang telah dilakukan oleh sejumlah mahasiswa di Department of Psychology, University of Turku, Finland, mereka melakukan riset dan survei mengenai “dalam film horror, tipe film horror seperti apa yang paling menakutkan menurut kalian?” dan sekitar 70% responden menjawab Psychological horror (Film horror yang terdapat unsur psikologi di dalamnya), 60% dari responden menjawab real events (Kejadian nyata), dan sekitar 53% menjawab supernatural (Pengalaman yang sulit dijelaskan oleh akal, dalam film the medium bisa dicontohkan dengan hal-hal yang dialami oleh pemeran utama itu sendiri).








Oke mari kita kembali sejenak ke topik awal, yaitu mengapa banyak dari penonton film “The Medium” yang dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pemeran tokoh utama film horror tersebut, dari data diatas kita dapat melihat bahwa real events (kejadian nyata), dan supernatural menjadi dua tipe film horror yang sangat ditakuti selain psychological horror, dan mari kita kembali ke awal dan mengingat kembali genre dari film “The Medium” ini adalah horror suprenatural, dan film ini sendiri mengangkat kejadian nyata (real events), jadi dari situ saja kita dapat menyimpulkan konsep film “The Medium” ini sudah mengambil dua tipe film horror yang sangat ditakuti yaitu real events (kejadian nyata) dan supernatural.


Masuk ke teori selanjutnya, mengapa ketakutan manusia ketika sedang menonton film horror dapat mempengaruhi tubuh fisik manusia tersebut? 

Ketika seseorang menonton film horror, mereka akan mengeluarkan berbagai hormon seperti dopamin, juga hormon adrenalin dan film horror juga dapat memberikan perubahan pada hormon tersebut, maka dengan respon dari otak seseorang yang mengeluarkan berbagai hormon tersebutlah yang menyebabkan beberapa orang menjadi mual, ketakutan, pusing, hingga merasa sangat antusias.

Dari survei tersebut, data tertinggi ada pada rasa antusias setidaknya 70 persen responden. Mereka merasa lebih antusias setelah menonton film horor. Survei tersebut juga diikuti dengan rasa ketakutan sebesar 65 persen dan juga rasa cemas sebesar 58 persen. Hasil itu sebenarnya juga melibatkan kualitas dari tayangan horornya. Berdasarkan riset, semakin bagus kualitas sebuah film, semakin tinggi juga rasa takut yang dirasakan penonton. 


Nah, sekarang udah tau kan penjelasan psikologis mengapa beberapa orang dari penonton film “The Medium” mengalami hal-hal seperti itu? jadi gimana nih, makin penasaran buat nonton filmnya? atau justru makin takut gamau nonton? haha

Ciaw.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencarian Kebahagiaan Yang Sempurna Melalui Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

Apakah manusia dapat menggapai kebahagaiaan yang sempurna di dunia ini? Pertanyaan yang mungkin cukup simpel, tetapi memiliki jawaban dan makna yang sungguh luas. Sedari dulu nenek moyang manusia selalu dan terus menerus mencari kebahagiaan yang sempurna dari seorang manusia itu sendiri, mulai dari awalnya manusia hanya bisa makan dari hasil buruannya, hingga dapat bertani dan dapat sejahtera tanpa harus berhadapan dengan hewan liar lagi, hingga merembet sejalan dengan berkembangnya era industri yang menghadirkan banyaknya bangunan-bangunan dengan asap mengepul diatasnya. Jika dipikir berdasarkan logika untuk mencapai kebahagiaan yang sempurna maka semua kebutuhan manusia harus terpenuhi. Berdasarkan teori kebutuan manusia yang dicetuskan oleh Abraham Maslow terbit pertama kali dalam buku penelitian berjudul "A Theory of Human Motivation" (1943) dan buku "Motivation and Personality". Menurut Hasil riset Abramaham Maslow dalam Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hier...

Pseudo Kufic (Pseudo Arabic)

Ini adalah Ilukisan "Sang Perawan dan Sang Anak" karya pelukis Italia, Ugolino di Nerio (1315-1320), yang tersimpan di Musée du Louvre, Paris. Jadi menarik perhatian, karena di kerudung Bunda Maria terdapat kaligrafi Arab, yang bila dibaca dengan teliti berbunyi "LaaillahaIllallah", tiada Tuhan selain Allah, kalimat syahadat pertama dalam agama Islam.   Maka baiklah kita bahas sedikit tentang pengaruh seni rupa Islamik (baca: Arab) kepada seni rupa Eropa (baca: Kristen) selama rentang waktu yang panjang, mulai abad ke-7 sampai abad ke-19. Dari Abad Pertengahan sampai Abad Renaisans. Fenomena ini sebenarnya tidak terlalu aneh di Eropa saat itu, karena pada periode Renaisans khususnya, memang ada kegairahan besar untuk menyerap aneka macam produk kebudayaan non Eropa ke dalam kebudayaan mereka sendiri. Termasuk kebudayaan Arab.   Beberapa seniman Eropa rupanya mengidentikkan kaligrafi Arab dengan atmosfer Tanah Suci Kristen saat itu (Palestina), sehingga mer...

Filosofi Nihilism, Cara Pandangan Hidup Tanpa Makna

Pernah ga sih ngerasa hidup ini kok kayak siklus yang berulang? atau hidup yang gitu-gitu aja tanpa ada makna sedikitpun? Senin bahagia, selasa sedih, rabu bahagia lagi tetapi esoknya sedih kembali, lalu apa sih sebenarnya makna hidup ini?  Gimana sih cara nemuin tujuan hidup ini, tapi apa sebenarnya makna hidup itu benar-benar perlu untuk ditemukan? Mari kita bahas mengenai pandangan yang menganggap bahwa tujuan hidup mungkin untuk dicapai tanpa adanya makna dan nilai-nilai dalam hidup ini, Filosofi Nihilism. Apa Itu Filosofi Nihilism? Nihilism atau nihilisme adalah suatu pandangan hidup/keyakinan yang meyakini bahwa semua nilai-nilai (value) itu tidak berarti. Singkatnya filosofi ini adalah suatu pandangan bahwa sejatinya tidak ada makna/nilai-nilai dalam hidup ini yang berlaku bagi semua manusia, jadi seakan-akan hidup manusia tidak berarti dan tidak memiliki makna. Source picture:  Google Tokoh yang terkenal membawa nihilisme ini adalah Friedrich Nietzsche. Selain Nietzsch...