Langsung ke konten utama

Mengenal Lebih Jauh Penyakit Gangguan Mental, Gejala, Serta Cara Pengobatannya

Hai semua, rasanya udah lumayan lama gw gak nulis artikel, dan akhir-akhir ini ada beberapa keresahan gw mengenai orang-orang yang mengself diagnose dirinya memiliki penyakit gangguan mental/kejiwaan, jadi disini tanpa panjang lebar gw bakal ngebahas beberapa penyakit gangguan mental/kejiwaan yang mungkin kalian semua juga udah pernah dengar dan cukup populer di kalangan masyarakat, yaitu Bipolar Disorder, BPD (Borderline Personality Disorder), hingga OCD (Obsessive Compulsive Disorder). 

Apa itu Bipolar, BPD, dan OCD?

Bipolar Disorder adalah sebuah kondisi gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, secara drastis serta mengakibatkan ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Kondisi pengidap berkisar pada periode perilaku yang sangat gembira atau bersemangat menjadi sangat sedih atau seperti putus asa. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif.


Lalu yang kedua adalah penyakit yang sebenarnya hampir mirip dengan Bipolar tadi namun tindakan/perilakunya lebih kearah impulsif, BPD (Borderline Personality Disorder) atau gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental serius yang memengaruhi perasaan dan cara berpikir penderitanya. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang senantiasa berubah-ubah dan sulit dikontrol, serta perilaku yang impulsif.


Serta di akhir kita akan menemukan yang namanya OCD (Obsessive Compulsive Disorder), yaitu kondisi gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasa harus melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Bila tidak dilakukan, penderita OCD akan diliputi kecemasan atau ketakutan.

Apa Saja Perbedaan Bipolar, BPD, dan OCD?

Bipolar dan BPD, untuk membedakannya sebenarnya cukup sulit karena gejala dari kedua penyakit ini bisa dibilang hampir mirip, namun ada beberapa hal yang dapat membedakan keduanya, yakni pada pengidap borderline personality disorder, mood swing ini akan tetap ada terus. Sementara pada orang dengan gangguan bipolar, akan ada masa-masanya di mana mereka tidak akan merasakan gejala-gejala mania atau depresif sama sekali. Mereka akan tampak tenang seperti orang pada umumnya.

Selain itu, gangguan bipolar bisa terjadi tanpa pemicu yang jelas alias muncul tiba-tiba. Berbeda dengan borderline personality disorder, yang dapat muncul ketika dipicu oleh faktor-faktor seperti konflik dengan orang terdekat.


Bipolar dan OCD, Gangguan bipolar merupakan suatu kondisi yang menyebabkan perubahan besar dalam aktivitas, energi, dan suasana hati. Sedangkan OCD menyebabkan seseorang memiliki ide, pikiran, atau sensasi yang tidak diinginkan yang terus muncul kembali dan sulit dikendalikan.

Beberapa tanda yang muncul pada pengidap OCD, namun tidak dialami pengidap gangguan bipolar, yakni obsesi dan tindakan kompulsif yang berulang dan terus memikirkan hal yang sama hingga sulit berhenti.


Bagaimana Cara Pengobatan Bipolar, BPD, dan OCD?

Pengobatan gangguan Bipolar berfokus untuk menurunkan frekuensi terjadinya fase-fase mania dan depresi agar pengidapnya dapat hidup secara normal dan membaur dengan lingkungan. Selain memperbaiki pola hidup, penanganan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan terapi psikologis (contohnya, terapi perilaku kognitif).


Pengobatan BPD (Borderline Personality Disorder) dapat dilakukan dengan psikoterapi dan pemberian obat. Namun, pada kondisi yang lebih parah, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan.

Psikoterapi, terdapat beberapa jenis psikoterapi yang bisa digunakan untuk menangani BPD, yaitu:

- Dialectical behavior therapy (DBT)

- Mentalization-based therapy (MBT)

- Schema-focused therapy

- Transference-focused psychotherapy

- Good psychiatric management

- STEPPS

Obat-obatan, Penggunaan obat-obatan bukan untuk mengatasi BPD, melainkan untuk mengurangi gejala atau komplikasi yang mungkin muncul, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Obat yang digunakan membutuhkan resep dokter. Obat-obatan tersebut antara lain:

- Antidepresan

- Antipsikotik

- Obat penyeimbang suasana hati

Untuk pengobatan OCD (Obsessive Compulsive Disorder) itu sendiri para ahli mengatakan SRI dan SSRIs adalah dua jenis obat yang digunakan untuk membantu mengurangi gejala OCD. Selain itu, beberapa obat lain yang juga terbukti efektif mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak adalah obat antidepresan trisiklik, yang merupakan anggota dari kelas yang lebih tua dari "tricyclic" antidepresan, dan beberapa obat SSRI yang lebih baru. Jika gejala tidak membaik dengan jenis obat ini, penelitian menunjukkan beberapa pasien dapat merespons dengan baik terhadap obat antipsikotik.


Di akhir gw cuma mau sedikit menyampaikan sedikit keresahan gw mengenai maraknya anak muda jaman sekarang yang mengself diagnose penyakit-penyakit mental/kejiwaan tersebut.

Kalau lu mengalami gejala-gejala tersebut gw mohon untuk yang pertama tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak diri lu dan lingkungan lu, lu bisa cerita ke teman deket lu, pasangan lu, atau bahkan orang tua lu itu sendiri, kalau dirasa udah cukup parah gejala nya lu bisa langsung konsul ke psikiater untuk menanyakan perihal gejala yg lu alami, gw sangat memohon untuk lu semua yang mengalami gejala tersebut untuk tidak melakukan self diagnose.

Again, please don’t do self diagnose, gw tau ini berat, gw tau lu mungkin lu saat ini punya masalah yang mungkin ga semua orang ngalamin masalah yang lu sedang alami sekarang, lu bisa ceritakan itu ke orang-orang terdekat lu, karena se antisosial apapun lu, se kesepian apapun lu sekarang pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, yang akan selalu butuh manusia lain di sampingnya, baik itu untuk sekedar mendengarkan, memberi saran, maupun membantu lu secara langsung.

Terimakasih telah membaca artikel ini sampai selesai! See you next articles.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pencarian Kebahagiaan Yang Sempurna Melalui Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

Apakah manusia dapat menggapai kebahagaiaan yang sempurna di dunia ini? Pertanyaan yang mungkin cukup simpel, tetapi memiliki jawaban dan makna yang sungguh luas. Sedari dulu nenek moyang manusia selalu dan terus menerus mencari kebahagiaan yang sempurna dari seorang manusia itu sendiri, mulai dari awalnya manusia hanya bisa makan dari hasil buruannya, hingga dapat bertani dan dapat sejahtera tanpa harus berhadapan dengan hewan liar lagi, hingga merembet sejalan dengan berkembangnya era industri yang menghadirkan banyaknya bangunan-bangunan dengan asap mengepul diatasnya. Jika dipikir berdasarkan logika untuk mencapai kebahagiaan yang sempurna maka semua kebutuhan manusia harus terpenuhi. Berdasarkan teori kebutuan manusia yang dicetuskan oleh Abraham Maslow terbit pertama kali dalam buku penelitian berjudul "A Theory of Human Motivation" (1943) dan buku "Motivation and Personality". Menurut Hasil riset Abramaham Maslow dalam Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hier...

Pseudo Kufic (Pseudo Arabic)

Ini adalah Ilukisan "Sang Perawan dan Sang Anak" karya pelukis Italia, Ugolino di Nerio (1315-1320), yang tersimpan di Musée du Louvre, Paris. Jadi menarik perhatian, karena di kerudung Bunda Maria terdapat kaligrafi Arab, yang bila dibaca dengan teliti berbunyi "LaaillahaIllallah", tiada Tuhan selain Allah, kalimat syahadat pertama dalam agama Islam.   Maka baiklah kita bahas sedikit tentang pengaruh seni rupa Islamik (baca: Arab) kepada seni rupa Eropa (baca: Kristen) selama rentang waktu yang panjang, mulai abad ke-7 sampai abad ke-19. Dari Abad Pertengahan sampai Abad Renaisans. Fenomena ini sebenarnya tidak terlalu aneh di Eropa saat itu, karena pada periode Renaisans khususnya, memang ada kegairahan besar untuk menyerap aneka macam produk kebudayaan non Eropa ke dalam kebudayaan mereka sendiri. Termasuk kebudayaan Arab.   Beberapa seniman Eropa rupanya mengidentikkan kaligrafi Arab dengan atmosfer Tanah Suci Kristen saat itu (Palestina), sehingga mer...

Filosofi Nihilism, Cara Pandangan Hidup Tanpa Makna

Pernah ga sih ngerasa hidup ini kok kayak siklus yang berulang? atau hidup yang gitu-gitu aja tanpa ada makna sedikitpun? Senin bahagia, selasa sedih, rabu bahagia lagi tetapi esoknya sedih kembali, lalu apa sih sebenarnya makna hidup ini?  Gimana sih cara nemuin tujuan hidup ini, tapi apa sebenarnya makna hidup itu benar-benar perlu untuk ditemukan? Mari kita bahas mengenai pandangan yang menganggap bahwa tujuan hidup mungkin untuk dicapai tanpa adanya makna dan nilai-nilai dalam hidup ini, Filosofi Nihilism. Apa Itu Filosofi Nihilism? Nihilism atau nihilisme adalah suatu pandangan hidup/keyakinan yang meyakini bahwa semua nilai-nilai (value) itu tidak berarti. Singkatnya filosofi ini adalah suatu pandangan bahwa sejatinya tidak ada makna/nilai-nilai dalam hidup ini yang berlaku bagi semua manusia, jadi seakan-akan hidup manusia tidak berarti dan tidak memiliki makna. Source picture:  Google Tokoh yang terkenal membawa nihilisme ini adalah Friedrich Nietzsche. Selain Nietzsch...